Bangun dari Wabah, Senang Loka Zoo Yogyakarta Masih tetap Exist Lestarikan Satwa

Bangun dari Wabah, Senang Loka Zoo Yogyakarta Masih tetap Exist Lestarikan Satwa

Suara.com – Senang Loka Zoo atau Kebun Binatang Senang Loka menjadi satu diantara tujuan bagus yang jangan terlewatkan waktu berkunjung Yogyakarta.

Ditambah pada 2022 lantas, tempat rekreasi yang dicetuskan semenjak tahun 1933 itu barusan mendapatkan penilaian instansi pelestarian sesudah 11 tahun mangkir dengan nilai terbaik dari KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).

Salah satunya ialah administrasi dan sarana pengendalian, pengendalian satwa, kesehatan satwa, sarana pengunjung, pelestarian dan pendayagunaan warga, dan sumber daya manusia dan kebersinambungan (sustainability).

Direktur Khusus Senang Loka Zoo KMT. A. Tirtodiprojo atau umum diundang Joko Tirtono menerangkan, berdasar hasil click here penilaian tujuh elemen, Senang Loka Zoo Yogyakarta dengan akun Instagram @gembiraloka.zoo mendapatkan nilai 84,47 atau nilai huruf kualitas A (Sangat Baik) dan mulai berlaku sepanjang 5 tahun.

Joko Tirtono mengucapkan syukur atas perolehan itu dan memperjelas jika hal tersebut menjadi bukti jika Senang Loka Zoo Yogyakarta memiliki komitmen penuh sebagai instansi pelestarian yang membuat kebun binatang jadi lebih baik berdasarkan misi dan tugasnya.

“Keinginannya, terakreditasinya Senang Loka Zoo bisa dipakai untuk menghindar dari praktek jelek management yang memengaruhi kualitas hidup satwa,” tutur Joko Tirtono.

Ia sampaikan jika Senang Loka Zoo akan terus tingkatkan kualitas pelayanan dan sarananya untuk pengunjung.

Sudah pasti ini tidak terlepas dari peranan besar Joko Tirtono yang bawa Senang Loka Zoo jadi lebih baik, bahkan juga sesudah seringkali didera berbagai rintangan.

Kebun Raya Dan Kebun Binatang (KRKB) Senang Loka bermula dari kemauan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII tahun 1933 akan lokasi hiburan namanya Kebon Rojo. Gagasan itu baru bisa diwujudkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan kontribusi arsitek Belanda, Ir. Karsten.

Tetapi, di tengah-tengah pembangunannya, Kebon Rojo berhenti karena Perang Dunia II dan sampai penjajahan Jepang di Indonesia usai. Pada akhirnya, pembangunan KRKB Senang Loka diteruskan pada 1953 secara diwujudkannya pendirian Yayasan Senang Loka Yogyakarta lewat Akte Notaris RM. Wiranto Nomor 11 tanggal 10 September 1953.

Pada 10 November 1953, baru KRKB Senang Loka (Senang Loka Zoo) dibangun. Senang Loka Zoo berada pada dua lokasi yang terdiri Sungai Gajah Wong. Tempat timur ada di Jalan Kebun Raya Nomor 2, Rejowinangun dan tempat barat ada di Jalan Veteran, Muja Muju.

4 tahun sesudah berdirinya Senang Loka Zoo, persisnya tahun 1959, pebisnis namanya Tirtowinoto menyumbangkan bangunan stasiun perahu yang dinamakan Langen-Tirto. Dari sumbangsihnya, Tirtowinoto dipilih sebagai bendahara II oleh Dewan Pengurus Yayasan Senang Loka.

Semenjak Tirtowinoto memegang, keadaan keuangan Senang Loka Zoo makin membaik. Di era 1970 sampai 1980-an, Senang Loka Zoo alami perkembangan dan perubahan sangat cepat. Koleksi satwanya makin komplet dengan dihadirkannya kuda nil.

Pada 1978, perubahan Senang Loka Zoo capai pucuknya dalam jumlah pengunjung lebih dari 1,lima juta orang. Sesudah meninggal dunianya Tirtowinoto pada 1987, putranya, Joko Tirtono, ditetapkan jadi pengurus Yayasan Senang Loka. Ia memegang sebagai Bendahara I dan Direktur Khusus Senang Loka Zoo.

Joko Tirtono mendapatkan gelar Kanjeng Mas Tumenggung pada 9 November 1988.